Senin, 12 Desember 2011

MAXIME RODINSON



MAXIME RODINSON

PENDAHULUAN
Banyak tokoh-tokoh orientalis yang selalu mengkaji dan meneliti Islam mulai dari sistem perekonomian, politik, pendidikan, perdaban, kebudayaan, sastra dll. Seperti Henry Corbin, Arthur Jhon, Paul Richour dan Samuel Swezzmer.
Maka disini kami ingin membahas salah satu orientalis yang karya-karyanya banyak menyangkut dengan kajian keislaman, dia adalah Maxime Rodinson.

PEMBAHASAN
Biografi
Maxime Rodinson lahir di Perancis pada tahun 1915 M dan meninggal pada tanggal 23 Mei 2004 M, beliau adalah putera dari orang tua buruh Yahudi Russia, anggota Partai Komunis, yang bermigrasi ke Perancis. Ketika Perancis diduduki oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II, orangtua Maxime ditangkap dan dikirim ke Auschwitz dan meninggal di kampung maut tersebut. Sebagai anak orangtua komunis yang aktif dalam dalam perlawanan melawan pendudukan dan naziisme, dengan "alasan-alasan moral"  pada 1937, Maxime Rodinson bergabung dengan Partai Komunis Perancis, tapi dikeluarkan  pada tahun 1958. Beberapa tahun kemudian ia mengajukan kembali permintaan untuk bergabung tapi tak pernah diterima sampai akhir khayatnya.
Maxime Rodinson adalah seorang pakar dan tenaga peneliti yang dengan tak kenal lelah memberikan sumbangan pemikiran kepada kemanusiaan melalui bidang yang ia tekuni yaitu sosiologi keagamaan, khususnya agama Islam. Pakar terkemuka ini juga menjabat sebagai direktur studi pada l'Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales [l'EHESS], Paris- salah sebuah universitas yang cukup banyak menghasilkan tenaga-tenaga peneliti ilmu sosial bagi Indonesia. Rodinson telah meninggal pada usia 89 tahun di Marseille, kota pelabuhan terbesar Perancis dan di mana terdapat penganut  agama Islam juga terbesar. 

Metodenya
Dalam melakukan penelitian dan menulis karya-karyanya, Rodinson ditandai oleh kerendahan hati, keterbukaan dan keramahan serta kepekaan.
Ketika menjadi Direktur Pengkajian di l'EHESS, Rodinson mengkhusus kajian pada masalah Ethiopia Klasik [bagian dari ilmu philologi dan sejarah]. Tapi apakah Rodinson seorang philolog, seorang sejarawan, seorang sosiolog atau Islamolog? Mohammed  Harbi, pembantu ahli Harian Le Monde Paris yang mengenal Rodinson dengan baik mengatakan bahwa "kategori akan menyempitkan lingkup kegiatan Rodinson".  Apa yang dikatakan oleh Harbi ini saya kira mendapat penguatannya  jika orang mengenal karya-karya Rodinson dan juga mengenal pendekatan  umum dan dominan di l'EHESS, yaitu pendekatan mutli-disipliner. Pendekatan ini juga digunakan oleh Prof. D. Lombard dalam mengkaji masalah Indonesia dan Nusantara. Kecuali itu dikembangkan pendekatan perbandingan atau komparatif. Almarhum D. Lombard pernah mengatakan dalam salah satu kuliah [di l'EHESS disebut seminar] bahwa melalui pendekatan multi-disipliner dan perbandingan kita mungkin menarik hakekat atau hukum umum dari gejala. Kasus tidak lain dari gejala dan kita tidak semestinya berhenti pada gejala. Untuk itu kita diminta untuk melepaskan sikap partisan dan mengambil jarak demi menangkap hakekat gejala. Sikap ini juga nampak pada Rodinson yang sebagai akademisi telah menempuh jalan lika-liku, jalan "atipik" jika menggunakan istilah Mohammed Harbi, apalagi jika dibandingkan jalan yang ditempuh oleh "akademisi tradisional" [baca: yang umum] .

Pemikiran
Pemikiran Maxime Robinson banyak dipengaruhi oleh pemikiran marxisme atau komunis. Dan ia selalu berpandangan objektif dan selalu menjauhi dari pandangan subjektif. Hal ini bisa dilihat dari ungkapannya: "Dalam sejarah, dan ini merupakan bagian besar dari perjalanan sejarah perjuangan, kita saksikan bahwa tradisi, kesadaran kolektif nampak merupakan kendaraan penting yang mewakili permusuhan. Dan dalam setiap perjuangan, kita biasanya lebih melihat keburukan kubu lawan. (...)" [Lihat: Harian Le Monde, Paris, 8 Februari 1982]. Barangkali apa yang dikonstatasi oleh Maxime ketika melihat "kubu lawan" ini untuk kita perlu direnungkan sejenak sehingga kita tidak terjerumus dalam pandangan subyektif mutlak-mutlakan hitam-putih yang sederhana dan simplistis. "Melihat segala sesuatu dengan tanpa emosional", "dengan mengambil jarak", pesan Prof.Dr.Lombard kepadaku. "Usahakan selalu demikian dan aku berharap kau selalu demikian", pesan guru dan sahabatku ini."Usahakan melihat sesuatu dari latarbelakang sejarahnya. Pemahaman sejarah sangat penting bagi masyarakat", tambahnya.

Karya-Karyanya
Selama 89 tahun hidupnya yang penuh lika-liku, Rodinson telah menghasilkan karya-karya ilmiah seperti "Mohamet", Club franais du livre, 1961. Diterbit ulang oleh Le Seuil, Paris, 1966; "Israel et le refus arabe. "75 Tahun Sejarah", Seuil, Paris,1968; "Marxisme et Monde Musulman", Seuil , Paris, 1972; "Les Arabes", PUF, Paris, 1979; "Fascination de l'Islam", Maspero, 1980 yang diedit ulang dengan tambahan "Seigneur Bourguignon et l'Esclave sarrasin", La Decouverte, Paris, 1999; "Peuple Juif ou problme juif?" , Fayard, Paris, 1993;"De Phytagore nin", Fayard, 1993; "Entre Islam et Occident", Percakapan dengan Gerard D.Khoury, d. Les Belles Lettres, Paris, Maret 1998. Di samping itu, Rodinson juga banyak menulis artikel-artikel mengenai disiplin ilmu yang ditekuninya untuk berbagai penerbitan. Produktivitas Rodinson merupakan salah satu ciri dari para pengajar di l'EHESS, universitas sempilan dari Sorbonne, yang paling produktif menerbitkan hasil-hasil penelitian dan karya-karya ilmu-imu sosial di Perancis. Majalah Archipel yang dirintis oleh Indonesianis besar, Prof. Dr. D. Lombard dan Indonesianis Perancis lainnya, merupakan majalah khusus mengenai Indonesia dan soal-soal Nusantara.

PENUTUP
Dari uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa Maxime Rodinson adalah seorang yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Marxisme, walaupun demikian ia juga merupakan seorang pilologi, sejarawan, sosialis, peneliti, pengamat dan aktipis kemanusiaan dll.
Dalam pandangannya ia selalu berusaha objektif dan selalu menjauhi sikap yang subjektif dalam memandang yang lain. Seperti ia dalam memandang Islam, ia memulainya dengan pengkajian histories dan semua pendekatan-pendekatan yang bisa membantu dalam kesimpulan yang benar dan tepat.

REFRENSI
WWW.Google.com "Orientalisme, Maxime Rodinson adalah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar