Senin, 12 Desember 2011

MENGENAL KAMUS HADIS


MENGENAL KAMUS HADIS
Oleh : Hari Santoso, Amirul Bakhri dan Yus Yusuf ZT

PENDAHULUAN
Untuk mencari sebuah hadis diperlukan kitab yang dapat menunjukkan kepada kita hadis Nabi secara cepat dan praktis. Berbagai macam kitab-kitab hadis yang dapat digunakan untuk mencari hadis secara cepat diantaranya : 1) kitab Athraf, 2) kitab Mu’jam, 3) kitab Jawami’. Untuk mengenal kitab-kitab itu, dalam makalah ini akan dibahas dan diulas secara rinci sehingga kita bisa memilah mana kitab yang cocok untuk kita dalam mencari hadis secara cepat.   
MACAM-MACAM KAMUS HADIS
1.   Kitab Athraf
a.         Pengertian
        Kitab athraf adalah kitab yang didalamnya terkumpul hadis-hadis dari beberapa kitab yang menyebutkan hadis-hadis dari beberapa sahabat dan generasi sesudahnya kemudian di mana letak hadis tersebut.[1]

b.      Macam-macam kitab Athraf

                         I.                                                                        اطراف الصحيحين  : karya Imam Abu Mas’ud Ibrahim bin Muhammad bin ‘Ubaid al-Damazki (w. 400 H.).
                      II.                                                                                                   الاشراف على معرفة الاطراف : karya Abu Qosim Ali bin Abi Muhammad al-Hasan al Damazki yang bergelar ثقة الدين  atau Ibnu ‘Asakir (w. 571H.).
                      III.                                                                           الاطراف الكتب الستة : karya Hafidz Syamsuddin Abu al-Fadhl Muhammad bin Thohir bin Ahmad al-Muqoddasi yang dikenal dengan nama Ibnu al-Qoisarani (w. 507 H.)
                      IV.                                                                                                                           تحفة الاشراف بمعرفة الاطراف   : Hafidz Jamaluddin Abu al-Hajaj Yusuf bin Abdurrahman al-Mazzi (w. 742 H.).
                         V.                                                                                                   اتحاف المهرة باطراف الاشرح : Hafidz Abu al-Fadhl Ahmad bin Ali al-Asqolani yang terkenal dengan nama Ibnu Hajar (w. 852 H.).
                      VI.                                                                                                                                                            ذخائر الموارث فى الدلالة على المواضع الحديث : Syeikh Abdul Ghoni bin Ismail an-Nabilisi (w. 1143 H.).[2]
             
Dari bermacam-macam kitab athraf, maka yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah kitab تحفة الاشراف بمعرفة الاطراف .

A.     Biografi pengarang
        Nama pengarang Jamaluddin Abu al Hajaj Yusuf bin al-Zaki Abdurrahman bin Yusuf al-Qodho’i al-Kalbi al-Mazzi al-Damazki al-Syafi’i. Dia adalah seorang ahli hadis dari  Syam. Ia lahir pada tahun 654 H. Ia tumbuh di Mazzah, salah satu desa di Damaskus. Ia mencari ilmu ketika masih kecil dengan hafal Alqur’an, kemudian belajar fiqih, bahasa, kemudian baru belajar hadis dengan cara bepergian untuk mencarinya. Dia mendapatkan hadis di Syam, Mekah, Madinah, Mesir, Iskandariyah, dan sebagainya. Dia mendapatkan hadis dengan sima’ dari para syeikh seperti : Imam Nawawi, al-Azzi al-Harani, Abu Bakar bin al-Anmathi, al-Irbily, Ibnu Abi Khoir. Dia adalah seorang yang terpercaya, baik akhlaknya, lisannya terpercaya, tidak pernah menembunyikan sesuatu yang diucapkannya, seorang yang tawadhu’, sabar dan lemah lembut, sederhana dalam berpakaian dan ketika makan. Dia meninggal pada 12 safar 742 H.[3]   

B.     Sistematika dan Metode Penulisan
a.      Sistematika penulisan kitab Athraf
                                                     i.            Penulis kitab ini mengumpulkan nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis di kutubus sittah dan kitab lainnya yang mana jumlah sahabat dalam kitab ini sebanyak 987 sahabat.
                                                   ii.            Penulis kitab ini mengumpulkan nama-nama tabi’in dan generasi sesudahnya yang meriwayatkan hadis dengan mursal atau maqthu’ di kutubus sittah dan yang lainnya yang mana jumlah mereka 405 tabi’in.
                                                 iii.            Penulis kiyab ini menertibkan nama sahabat, tabi’in dan generasi sesudahnya dengan nama periwayat dan nama ayahnya.
                                                 iv.            Jika hadis yang diriwayatkan sahabat banyak, maka hadisnya ditertibkan dengan melihat nama depan perawinya. Dan rowi-rowi tersebut diurutkan dengan urutan abjad nama depan rowi tersebut.
                                                   v.            Jika para tabi’in yang meriwayatkan hadis dari para sahabat hadisnya banyak, maka ditertibkan nama periwayat yang meriwayatkan dari tabi’in sesuai dengan huruf abjad kemudian setelah itu hadisnya dicantumkan.
                                                 vi.            Jika ada dari generasi sesudah tabi’in meriwayatkan hadis dari para tabi’in hadisnya banyak maka ditertibkan nama perowi yang meriwayatkan dari tabi’in sesuai dengan abjad baru kemudian hadisnya dicantumkan.[4]

b.      Metode penulisan kitab Athraf
                                                     i.            Disebutkan nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis, kemudian dituliskan      rumus-rumus dari mukharij kemudian dituliskan hadisnya.
                                                   ii.            Setelah disebutkan hadisnya, kemudian disebutkan siapa yang meriwayatkan hadis dengan memakai rumus, kemudian disebutkan di bab mana hadis itu terdapat, kemudian disebutkan nama-nama sanadnya, yang terakhir dikatakan bihi atau ‘anhu (maksudnya bahwa penulis kitab seperti Muslim contohnya dia mengeluarkan hadis dari Ja’ad bin ‘Usman.[5]

Contoh :
الجعد بن عثمان – وقيل ابن دينار – ابو عثمان البصرى عن انس  م  د  ت  حديث  قال لى النبى يابن .....
م  فى الاستئذان ( 6 ) عن محمد بن عبيد بن حساب -- د فى الاداب ( 73 ) عن عمرو بن عون – و مسدد -
 ومحمد بن محبوب –  ت  قى الاستئذان ( 96 ) عن محمد بن عبد الملك ابن ابى الشوارب – خمستهم عن
 ابى عوانة عنه به.
c.       Rumus-rumus kitab
ع   : Hadis ini diriwayatkan oleh enam orang yaitu : Bukhori, Muslim, Abu   Dawud,    Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah.
خ     : Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab sahihnya.
خت   : Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhori secara mu’allaq
م      : hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab sahihnya.
  د    : hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab sunannya.
  ت    : hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi dalam kitab sunannya.
  تم    : hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi dalam kitab syamailnya.
  س   : hadis ini diriwayatkan oleh Nasa’i dalam kitab sunannya.
       سى   : hadis ini diriwayatkan oleh Nasa’i dalam kitab عمل اليوم والليلة .
ق     : hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.[6]

C.    Cara penggunaan kitab Athraf
        Apabila kita ingin mencari hadis di kitab ini, maka kita harus mengetahui nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis yang kita cari tersebut. Maka apabila sahabat tersebut meriwayatkan banyak hadis seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan ‘Aisyah akan lebih mudah apabila kita mengetahui orang yang meriwayatkan hadis tersebut dari para tabi’in kalau tidak mengetahui maka akan dibutuhkan waktu yang lama untuk kita dapatkan hadis yang kita cari.

Apabila hadis yang diriwayatkan banyak, maka ketahuilah bahwa penulis kitab ini menyusun nama-nama murid dari para sahabat tersebut dengan huruf hijaiyah. maka carilah hadis dengan menggunakan huruf depan dari nama murid para sahabat tersebut.maka setelah diketahui namanya maka setelah itu carilah hadisnya maka kita akan mendapatkannya dengan mudah. Dan apabila kita tidak mengetahui nama periwayat dari para sahabat maka langsung cari saja hadisnya yang diriwayatkan dari para sahabat tanpa melihat kepada murid dari sahabat tersebut, maka kita akan mendapatkan hadisnya. Setelah kita menemukan hadisnya, disamping hadis tersebut akan terdapat rumus-rumus tentang orang yang meriwayatkan hadis tersebut, didalam bab apa hadis itu termaktub, nomor hadis tersebut dan yang terakhir disebutkan sanad hadis tersebut.[7]

    Contoh :
Kita ingin mencari hadis dari Jabir bin Abdullah yaitu :
عن جابر بن عبد الله ان رسول الله قال : اذا خطب احدكم المراة فان استطاع ان ينظر الى ما يدعوه الى نكاحها
 فاليفعل .
maka kita cari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Jabir, maka kan ditemukan di juz 2 yang tertulis diantara nama اهبان – جودان, maka akn tertera nama Jabir di juz ini beserta hadisnya.[8]

2.      Kitab Mu’jam
a.      Pengertian
Kitab mu’jam adalah kitab yang didalamnya terdapat hadis-hadis dari periwayat yang meriwayatkan hadis dikutubut tis’ah.

b.      Macam-macam Mu’jam
                               I.            معجم مفهرس لالفاظ الحديث النبى
                            II.            معجم الصغيرللطبرنى
                         III.            معجم البلدان
Pada makalah ini akan dibahas tentang kitab  معجم مفهرس لالفاظ الحديث النبى

A.    Biografi pengarang
Yang memulai membut kitab ini adalah Dr. Fonsank, Ia adalah guru bahasa arab di Universitas Leiden. Kemudian diteruskan oleh generasi sesudahnya diantaranya Dr. Y.B. Mansaj seorang guru di Universitas Leiden, W.B. Dihas, Y.B. Van Lown, Y.T.B.D. Brien, Y. Bruhman, M. Fuad Abdul Baqi.[9]
B.     Sistematika dan metode penulisan kitab mu’jam
a.       Kitab ini disusun dengan didahului awal dari huruf hadis yang dimulai dari huruf الف الياء . Jadi untuk mencari hadis dengan kitab ini terlebih dahulu mengetahui awal dari hadis tersebut.
b.      Kitab ini ditulis dengan mendahulukan lafadz-lafadz terutama lafadz yang jarang digunakan. Dengan ini untuk mencari hadis harus mengetahui kedalaman kepahaman ilmu bahasa (nahwu) tentang perubahan kata kerja. Misalkan awal dari hadis itu kata اتصل maka kita cari mujarod dari اتصل yakni وصل .
c.       Setelah diawali dengan lafadz, dituliskan nama mukhorij yang meriwayatkan hadis di kutubus sittah (dengan menggunakan rumus-rumus), kemudian nama kitabnya dan bab hadis tersebut serta nomor hadisnya.[10]

C.    Rumus-rumus dalam kitab
خ    : sahih Bukhori
د     : sunan Abu Dawud
ت    : sunan Turmudzi
ن    : sunan Nasa’i
جه  : sunan Ibnu Majah
دى  : sunan Darimi
م    : sahih Muslim
ط   : muwatho’ Imam Malik
حم  : musnad Ahmad[11]

D.    Cara penggunaan kitab Mu’jam
                                           I.            Untuk menggunakan kitab ini terlebih dahulu kita harus mencari lafadz yang asing untuk mempercepat mendapatkan hadis yang kita cari.
                                        II.            Kalau seandainya lafadznya masih belum mujarod kita kembalikan lafadz tersebut kepada mujarod atau kata asli dari lafadz tersebut.
                                     III.            Lihatlah siapa yang meriwayatkan hadis yang kita cari, dimana terdapat hadis tersebut.[12]

   Contoh :
Apabila kita ingin mencari hadis dari Anas yaitu :
عن انس (( لا يؤمن احدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه ))
Maka kita ambil lafadz يحب kita kembalikan kepada kata aslinya yakni  حب kemudian kita cari dihuruf  الحاء  sama الباء    maka kita akan menemukannya di juz 1 halaman 405.

3.      Kitab Jawami’
a.      Pengertian
Kitab jawami’ adalah kitab yang disusun didalamnya hadis-hadis Nabi yang diriwayatkan oleh banyak periwayat hadis.

b.      Macam-macam Jawami’
                               I.                                                                                                                        الجامع الصغير من حديث البشير النذير : karya Jalaluddin Abu Fadhl Abdurrahman bin Abi Bakar Muhammad al-Khudri as-Suyuthi asy-Syafi’i
                            II.                                                                                                                                                   الفتح الكبير فى ضم الزيادة الى الجامع الصغير : karya Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani
                         III.            الجامع الكبير : Jalaluddin as-Suyuthi
                         IV.            الجامع الازهر من حديث النبى الانوار : karya Abdurra’uf bin Tajuddin Ali bin al-Hadadi

Yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah kitab : الجامع الكبير




A.    Biografi pengarang
        Nama lengkapnya Jalaluddin Abu Fadhl Abdurrahman bin Abi Bakar Muhammad al-Khudri as-Suyuthi asy-Syafi’i. Ia hafal 200.000 hadis. Ia meninggal pada akhir malam jum’at 19 Jumadal ‘Ula 911 H.[13]

B.     Metode dan Sistematika penulisan kitab
Jalaluddin as-Suyuthi membagi hadis-hadis Nabi menjadi :
الاحاديث قولية : hadis-hadis ini diurutkan berdasar kepada urutan huruf hijaiyah
الاحاديث فعلية : hadis-hadis diurutkan berdasarkan nama sahabat yang masuk surga pertama kali kemudian sahabat yang lain berdasarkan huruf hijaiyah, kemudian nama kunyah dari para sahabat, nama-nama yang asing atau المبهمات  , kemudian nama-nama perempuan, baru kemudian disebutkan hadis Nabinya.[14]

C.    Rumus-rumus kitab
خ     : untuk Bukhori          م      : untuk Muslim       حب   : untuk Ibnu Hibban
ك     : untuk Hakim      ض   : untuk Dhoya’ al-Muqoddasi      د      : untuk Abu Dawud
ت     : untuk Turmudzi      ن     : untuk Nasa’i      ه      : untuk Inu Majah
ط     : untuk Abu daud ath-thayalisi         حم    : untuk Ahmad
عم    : untuk Abdullah bin Imam Ahmad      عب   : untuk Aburrazaq
ص    : untuk Said bin Mansur      ش     : untuk Ibnu Abi Syaibah
ع      : untuk Abi Ya’la      طب    : untuk Thabrani        قط     : untuk Daruquthni
حل    : untuk Abi Na’im        ق     : untuk Baihaqi      عق   : untuk A’qili
عد    : untuk Ibnu A’di        خط   : untuk Khatib       كر    : untuk Ibnu A’sakir [15] 




D. Cara penggunaan kitab
         Klarifikasi apakah hadis tersebut hadis qouliah atau hadis fi’liah apabila termasuk hadis qouliah maka dicari dulu awal hadisnya. Apabila hadis tersebut hadis fi’liah maka kita cari rawi a’lanya, apabila hadis tersebut diriwayatkan oleh sepuluh orang sahabat yang langsung masuk surga maka kita cari dulu awal dari kata kerja hadis tersebut.

Contoh :
حديث (( نفقه الرجل علي اهله صدقة ))
Maka ini adalah hadis qouli maka kita cari di bagian perkataan, dengan menurut hururf hijaiyah maka hadis ini diawali dengan huruf nun kita cari di huruf nun kemudian huruf fa, kemudian huruf qaf, maka kita akan menemukan hadis ini pada halaman 857, juz pertama.[16]

REFERENSI

Abdul Mahdi, Abu Muhammad, Thuruq Takhrij Hadis Rosulullah saw., Daar al-I’tishom, Kairo, t.th.
Itr, Nuruddin, Ulum al-Hadis, cet pertama, Rosda Karya, Bandung, 1994.














                       









       



[1]  Nuruddin Itr, Ulum al-Hadis, cet pertama, Rosda Karya, Bandung, 1994, hal 185.
[2] Abu Muhammad Abdul Mahdi, Thuruq Takhrij Hadis Rosulullah saw., Darul I’tishom, Kairo, t.th., h.109.

[3] Ibid., h.111.
[4] Ibid., hal 114.
[5] Ibid., hal 117.
[6] Ibid., hal 117.
[7]  Ibid., hal 117.
[8]  Ibid., hal 118.
[9] Ibid., hal 87.
[10] Ibid., hal 88.
[11]  Ibid., hal 89.
[12]  Ibid., hal 90.
[13]  Ibid., hal 45.
[14] Ibid., hal 46.
[15]  Ibid., hal 47.
[16]  Ibid., hal 52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar