MENGENAL KAMUS HADIS
Oleh : Hari Santoso, Amirul Bakhri dan Yus Yusuf ZT
PENDAHULUAN
Untuk mencari sebuah hadis diperlukan kitab yang dapat
menunjukkan kepada kita hadis Nabi secara cepat dan praktis. Berbagai macam
kitab-kitab hadis yang dapat digunakan untuk mencari hadis secara cepat
diantaranya : 1) kitab Athraf, 2) kitab Mu’jam, 3) kitab Jawami’. Untuk
mengenal kitab-kitab itu, dalam makalah ini akan dibahas dan diulas secara
rinci sehingga kita bisa memilah mana kitab yang cocok untuk kita dalam mencari
hadis secara cepat.
MACAM-MACAM KAMUS HADIS
1.
Kitab Athraf
a.
Pengertian
Kitab athraf adalah kitab yang
didalamnya terkumpul hadis-hadis dari beberapa kitab yang menyebutkan
hadis-hadis dari beberapa sahabat dan generasi sesudahnya kemudian di mana
letak hadis tersebut.[1]
b.
Macam-macam kitab Athraf
I.
اطراف الصحيحين
: karya Imam Abu Mas’ud Ibrahim bin Muhammad bin ‘Ubaid al-Damazki (w.
400 H.).
II.
الاشراف على معرفة الاطراف : karya Abu Qosim Ali bin Abi Muhammad al-Hasan al Damazki yang bergelar ثقة الدين atau Ibnu
‘Asakir (w. 571H.).
III.
الاطراف الكتب الستة : karya Hafidz Syamsuddin Abu al-Fadhl Muhammad bin Thohir bin Ahmad
al-Muqoddasi yang dikenal dengan nama Ibnu al-Qoisarani (w. 507 H.)
IV.
تحفة الاشراف بمعرفة الاطراف : Hafidz Jamaluddin Abu al-Hajaj Yusuf bin Abdurrahman
al-Mazzi (w. 742 H.).
V.
اتحاف المهرة باطراف الاشرح : Hafidz Abu al-Fadhl Ahmad bin Ali al-Asqolani yang terkenal dengan nama
Ibnu Hajar (w. 852 H.).
VI.
ذخائر الموارث فى الدلالة على المواضع الحديث
: Syeikh Abdul Ghoni bin Ismail an-Nabilisi (w. 1143 H.).[2]
Dari
bermacam-macam kitab athraf, maka yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah
kitab تحفة الاشراف بمعرفة الاطراف .
A.
Biografi
pengarang
Nama pengarang Jamaluddin Abu al Hajaj
Yusuf bin al-Zaki Abdurrahman bin Yusuf al-Qodho’i al-Kalbi al-Mazzi al-Damazki
al-Syafi’i. Dia adalah seorang ahli hadis dari Syam. Ia lahir pada tahun 654 H. Ia tumbuh di
Mazzah, salah satu desa di Damaskus. Ia mencari ilmu ketika masih kecil dengan
hafal Alqur’an, kemudian belajar fiqih, bahasa, kemudian baru belajar hadis
dengan cara bepergian untuk mencarinya. Dia mendapatkan hadis di Syam, Mekah,
Madinah, Mesir, Iskandariyah, dan sebagainya. Dia mendapatkan hadis dengan
sima’ dari para syeikh seperti : Imam Nawawi, al-Azzi al-Harani, Abu Bakar bin
al-Anmathi, al-Irbily, Ibnu Abi Khoir. Dia adalah seorang yang terpercaya, baik
akhlaknya, lisannya terpercaya, tidak pernah menembunyikan sesuatu yang
diucapkannya, seorang yang tawadhu’, sabar dan lemah lembut, sederhana dalam
berpakaian dan ketika makan. Dia meninggal pada 12 safar 742 H.[3]
B.
Sistematika dan Metode Penulisan
a.
Sistematika penulisan kitab Athraf
i.
Penulis kitab ini mengumpulkan nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis di
kutubus sittah dan kitab lainnya yang mana jumlah sahabat dalam kitab ini
sebanyak 987 sahabat.
ii.
Penulis kitab ini mengumpulkan nama-nama tabi’in dan generasi sesudahnya
yang meriwayatkan hadis dengan mursal atau maqthu’ di kutubus sittah dan yang
lainnya yang mana jumlah mereka 405 tabi’in.
iii.
Penulis kiyab ini menertibkan nama sahabat, tabi’in dan generasi sesudahnya
dengan nama periwayat dan nama ayahnya.
iv.
Jika hadis yang diriwayatkan sahabat banyak, maka hadisnya ditertibkan
dengan melihat nama depan perawinya. Dan rowi-rowi tersebut diurutkan dengan
urutan abjad nama depan rowi tersebut.
v.
Jika para tabi’in yang meriwayatkan hadis dari para sahabat hadisnya
banyak, maka ditertibkan nama periwayat yang meriwayatkan dari tabi’in sesuai
dengan huruf abjad kemudian setelah itu hadisnya dicantumkan.
vi.
Jika ada dari generasi sesudah tabi’in meriwayatkan hadis dari para tabi’in
hadisnya banyak maka ditertibkan nama perowi yang meriwayatkan dari tabi’in
sesuai dengan abjad baru kemudian hadisnya dicantumkan.[4]
b.
Metode penulisan kitab Athraf
i.
Disebutkan nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis, kemudian dituliskan rumus-rumus
dari mukharij kemudian dituliskan hadisnya.
ii.
Setelah disebutkan hadisnya, kemudian disebutkan siapa yang meriwayatkan
hadis dengan memakai rumus, kemudian disebutkan di bab mana hadis itu terdapat,
kemudian disebutkan nama-nama sanadnya, yang terakhir dikatakan bihi atau
‘anhu (maksudnya bahwa penulis kitab seperti Muslim contohnya dia
mengeluarkan hadis dari Ja’ad bin ‘Usman.[5]
Contoh
:
الجعد بن عثمان – وقيل ابن دينار – ابو عثمان البصرى عن
انس م
د ت حديث
قال لى النبى يابن .....
م فى الاستئذان ( 6
) عن محمد بن عبيد بن حساب -- د فى الاداب ( 73 ) عن عمرو بن عون – و مسدد -
ومحمد بن محبوب – ت قى
الاستئذان ( 96 ) عن محمد بن عبد الملك ابن ابى الشوارب – خمستهم عن
ابى عوانة عنه به.
c.
Rumus-rumus kitab
ع
: Hadis ini diriwayatkan oleh
enam orang yaitu : Bukhori, Muslim, Abu Dawud,
Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah.
خ : Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab
sahihnya.
خت
: Hadis ini diriwayatkan oleh
Bukhori secara mu’allaq
م : hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dalam
kitab sahihnya.
د : hadis ini diriwayatkan oleh Abu
Dawud dalam kitab sunannya.
ت :
hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi dalam kitab sunannya.
تم : hadis ini
diriwayatkan oleh Turmudzi dalam kitab syamailnya.
س :
hadis ini diriwayatkan oleh Nasa’i dalam kitab sunannya.
سى : hadis ini diriwayatkan oleh Nasa’i dalam
kitab عمل اليوم والليلة .
ق : hadis
ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.[6]
C.
Cara penggunaan kitab Athraf
Apabila kita ingin mencari hadis di
kitab ini, maka kita harus mengetahui nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis
yang kita cari tersebut. Maka apabila sahabat tersebut meriwayatkan banyak
hadis seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan ‘Aisyah akan lebih mudah apabila
kita mengetahui orang yang meriwayatkan hadis tersebut dari para tabi’in kalau
tidak mengetahui maka akan dibutuhkan waktu yang lama untuk kita dapatkan hadis
yang kita cari.
Apabila hadis yang diriwayatkan banyak, maka ketahuilah
bahwa penulis kitab ini menyusun nama-nama murid dari para sahabat tersebut
dengan huruf hijaiyah. maka carilah hadis dengan menggunakan huruf depan dari
nama murid para sahabat tersebut.maka setelah diketahui namanya maka setelah
itu carilah hadisnya maka kita akan mendapatkannya dengan mudah. Dan apabila
kita tidak mengetahui nama periwayat dari para sahabat maka langsung cari saja
hadisnya yang diriwayatkan dari para sahabat tanpa melihat kepada murid dari
sahabat tersebut, maka kita akan mendapatkan hadisnya. Setelah kita menemukan
hadisnya, disamping hadis tersebut akan terdapat rumus-rumus tentang orang yang
meriwayatkan hadis tersebut, didalam bab apa hadis itu termaktub, nomor hadis
tersebut dan yang terakhir disebutkan sanad hadis tersebut.[7]
Contoh :
Kita ingin mencari hadis dari
Jabir bin Abdullah yaitu :
عن جابر بن عبد الله ان رسول الله قال : اذا خطب احدكم
المراة فان استطاع ان ينظر الى ما يدعوه الى نكاحها
فاليفعل .
maka
kita cari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Jabir, maka kan ditemukan di juz 2
yang tertulis diantara nama اهبان – جودان, maka akn tertera nama Jabir di juz ini
beserta hadisnya.[8]
2.
Kitab Mu’jam
a.
Pengertian
Kitab mu’jam adalah kitab yang
didalamnya terdapat hadis-hadis dari periwayat yang meriwayatkan hadis
dikutubut tis’ah.
b.
Macam-macam Mu’jam
I.
معجم مفهرس لالفاظ الحديث النبى
II.
معجم الصغيرللطبرنى
III.
معجم البلدان
Pada makalah ini akan dibahas tentang kitab معجم مفهرس
لالفاظ الحديث النبى
A.
Biografi pengarang
Yang memulai membut kitab ini adalah Dr. Fonsank, Ia
adalah guru bahasa arab di Universitas Leiden. Kemudian diteruskan oleh
generasi sesudahnya diantaranya Dr. Y.B. Mansaj seorang guru di Universitas
Leiden, W.B. Dihas, Y.B. Van Lown, Y.T.B.D. Brien, Y. Bruhman, M. Fuad Abdul
Baqi.[9]
B.
Sistematika dan metode penulisan kitab mu’jam
a.
Kitab ini disusun dengan didahului awal dari huruf hadis yang dimulai dari
huruf الف
– الياء . Jadi untuk mencari hadis dengan kitab
ini terlebih dahulu mengetahui awal dari hadis tersebut.
b.
Kitab ini ditulis dengan mendahulukan lafadz-lafadz terutama lafadz yang
jarang digunakan. Dengan ini untuk mencari hadis harus mengetahui kedalaman
kepahaman ilmu bahasa (nahwu) tentang perubahan kata kerja. Misalkan awal dari
hadis itu kata اتصل maka kita cari mujarod dari اتصل yakni وصل .
c.
Setelah diawali dengan lafadz, dituliskan nama mukhorij yang meriwayatkan
hadis di kutubus sittah (dengan menggunakan rumus-rumus), kemudian nama
kitabnya dan bab hadis tersebut serta nomor hadisnya.[10]
C.
Rumus-rumus dalam kitab
خ : sahih Bukhori
د
: sunan Abu Dawud
ت
: sunan Turmudzi
ن
: sunan Nasa’i
جه
: sunan Ibnu Majah
دى
: sunan Darimi
م
: sahih Muslim
ط
: muwatho’ Imam Malik
D.
Cara penggunaan kitab Mu’jam
I.
Untuk menggunakan kitab ini terlebih dahulu kita harus mencari lafadz yang
asing untuk mempercepat mendapatkan hadis yang kita cari.
II.
Kalau seandainya lafadznya masih belum mujarod kita kembalikan lafadz
tersebut kepada mujarod atau kata asli dari lafadz tersebut.
III.
Lihatlah siapa yang meriwayatkan hadis yang kita cari, dimana terdapat
hadis tersebut.[12]
Contoh :
Apabila kita ingin mencari
hadis dari Anas yaitu :
عن انس (( لا يؤمن احدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه ))
Maka
kita ambil lafadz يحب kita kembalikan kepada kata aslinya
yakni حب kemudian kita
cari dihuruf الحاء
sama الباء maka kita akan menemukannya di juz 1 halaman
405.
3.
Kitab Jawami’
a.
Pengertian
Kitab jawami’ adalah kitab yang
disusun didalamnya hadis-hadis Nabi yang diriwayatkan oleh banyak periwayat
hadis.
b.
Macam-macam Jawami’
I.
الجامع الصغير من حديث البشير النذير
: karya Jalaluddin Abu Fadhl Abdurrahman bin Abi Bakar
Muhammad al-Khudri as-Suyuthi asy-Syafi’i
II.
الفتح الكبير فى ضم الزيادة الى الجامع الصغير
: karya Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani
III.
الجامع الكبير : Jalaluddin as-Suyuthi
IV.
الجامع الازهر من حديث النبى الانوار
: karya Abdurra’uf bin Tajuddin Ali bin al-Hadadi
Yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah kitab : الجامع الكبير
A.
Biografi pengarang
Nama lengkapnya Jalaluddin Abu Fadhl
Abdurrahman bin Abi Bakar Muhammad al-Khudri as-Suyuthi asy-Syafi’i. Ia hafal
200.000 hadis. Ia meninggal pada akhir malam jum’at 19 Jumadal ‘Ula 911 H.[13]
B.
Metode dan Sistematika penulisan kitab
Jalaluddin
as-Suyuthi membagi hadis-hadis Nabi menjadi :
الاحاديث قولية : hadis-hadis ini diurutkan berdasar kepada urutan huruf hijaiyah
الاحاديث فعلية : hadis-hadis diurutkan berdasarkan nama sahabat yang masuk surga pertama
kali kemudian sahabat yang lain berdasarkan huruf hijaiyah, kemudian nama
kunyah dari para sahabat, nama-nama yang asing atau المبهمات
, kemudian nama-nama perempuan, baru kemudian
disebutkan hadis Nabinya.[14]
C.
Rumus-rumus kitab
خ
: untuk Bukhori م
: untuk Muslim حب : untuk Ibnu Hibban
ك
: untuk Hakim ض :
untuk Dhoya’ al-Muqoddasi د : untuk Abu Dawud
ت
: untuk Turmudzi ن :
untuk Nasa’i ه : untuk Inu Majah
ط
: untuk Abu daud ath-thayalisi حم :
untuk Ahmad
عم
: untuk Abdullah bin Imam
Ahmad عب :
untuk Aburrazaq
ص
: untuk Said bin Mansur ش :
untuk Ibnu Abi Syaibah
ع
: untuk Abi Ya’la طب :
untuk Thabrani قط : untuk Daruquthni
حل
: untuk Abi Na’im ق :
untuk Baihaqi عق : untuk A’qili
D. Cara penggunaan kitab
Klarifikasi
apakah hadis tersebut hadis qouliah atau hadis fi’liah apabila termasuk hadis
qouliah maka dicari dulu awal hadisnya. Apabila hadis tersebut hadis fi’liah
maka kita cari rawi a’lanya, apabila hadis tersebut diriwayatkan oleh sepuluh
orang sahabat yang langsung masuk surga maka kita cari dulu awal dari kata kerja
hadis tersebut.
Contoh :
حديث (( نفقه
الرجل علي اهله صدقة ))
Maka ini adalah hadis qouli maka kita cari di bagian
perkataan, dengan menurut hururf hijaiyah maka hadis ini diawali dengan huruf
nun kita cari di huruf nun kemudian huruf fa, kemudian huruf qaf, maka kita
akan menemukan hadis ini pada halaman 857, juz pertama.[16]
REFERENSI
Abdul Mahdi, Abu Muhammad, Thuruq Takhrij Hadis
Rosulullah saw., Daar al-I’tishom, Kairo, t.th.
Itr, Nuruddin, Ulum al-Hadis, cet pertama, Rosda Karya, Bandung,
1994.
[2] Abu
Muhammad Abdul Mahdi, Thuruq Takhrij Hadis Rosulullah saw., Darul
I’tishom, Kairo, t.th., h.109.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar